oleh

Konflik Bersenjata Papua, Menyerah Atau Mati !!!

ABDUL MUIS

Kekerasan bersenjata yang dilancarkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua telah menghentak rasa kemanusiaan dunia, bagaimana tidak kelompok yang ingin memisahkan diri dari Indonesia itu tega membantai secara sadis 31 pekerja jembatan Distrik Yigi Kabupaten Nduga Papua Minggu 2/12/2018.

Kekerasan demi kekerasan terus berlangsung ditanah Papua, untuk menujukan eksisnya di mata dunia KKB menyerang siapa saja yang menjadi target. Para prajurit dilapangan dihadang, instlasi militer, pos Polri diserang, warga sipilpun disandera dan dibunuh.

Pemerintah Republik Indonesia selama ini selalu mengedepankan langkah persuasif untuk menyelesaikan masalah. Tetapi terakhir Pemerintah RI melalui Menko Polhumkam, Wiranto menegaskan aksi kekerasan yang dilancarkan KKB tak boleh lagi dibiarkan, mereka telah merongorong kewibawaan NKRI serta merampas hak hidup warga sipil.

Karena itu TNI-Polri diminta untuk memburu para pelaku yang telah menghabisi 31 warga sipil yang tengah membangun Jembatan di Kabupaten Nduga Papua. Menurut Wiranto tidak ada lagi negoisasi dengan kelompok yang ingin memisahkan diri dari RI itu.

”Mereka harus diburu, tidak ada lagi negoisasi, mereka menyerah atau mati,”tandas Wiranto di Jakarta sebagaimana yang diberitakan media ibukota.

Ketegasan Wiranto merupakan representasi ketegasan negara terhadap oknum-oknum yang merong-rong kewibawaan negara. Ketegasan itu juga sebagai sikap negara untuk memastikan keutuhan NKRI serta terjaminya keamanan dan kenyamanan warga negara.

Kelompok separatis Papua memang sudah tak boleh dibiarkan, terlalu sering mereka menyerang dan membunuh baik terhadap aparat TNI-Polri maupun warga sipil. Sudah sepantasnya mereka diburu untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Hanya saja aparat kita juga jangan asal memburu, KKB yang mengaku bertanggungjawab itulah yang menjadi target, karena kita tidak ingin lagi yang tidak tahu menahu dan tidak terkait dengan KKB menjadi sasaran. Selamat kepada aparat TNI-Polri doa warga Indonesia menyertaimu. (*)

Komentar

Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Bijaklah dalam pemilihan kata yang tidak mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA. Salam hangat. [Redaksi]