Bupati, Wabup dan Sekda Tidak di Kantor, Massa PMII di Dompu Murka

Headline1681 Dilihat

 

DOMPU -Aksi demonstrasi Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) di kantor Bupati Dompu ricuh.

Diawal aksi suasana ricuh sudah terlihat ketika pendemo tiba di depan halaman kantor bupati.

Aksi bakar ban juga beberapa kali dilakukan mahasiswa. Bahkan Pintu gerbang sebelah selatan yang digembok berhasil dijebol pendemo.

Kericuhan semakin meluas dipicu rasa kecewa pendemo lantaran tidak berhasil menemui Bupati Dompu.

Rabu (20/12) pagi tadi, Bupati Dompu Abdul Kader Jaelani sedang tidak berada di kantor, karena informasinya orang nomor Wahid di Bumi Nggahi Rawi Pahu itu sedang melaksanakan acara Ngunduh Mantu atas pernikahan putri sulungnya, yang telah dilangsungkan beberapa waktu lalu.

Kekecewaan massa aksi semakin menjadi, saat mengetahui Wakil Bupati Syahrul Parsan dan Sekda Gatot Gunawan juga tidak berada di kantornya.

Asisten I, H. Burhanudin, SH dan Asisten II, Moh. Syaiun, SH dan sejumlah pejabat lainnya sejak awal telah siap menerima kedatangan pendemo. Namun hal itu ditolak pendemo. Mereka tetap kekeh ingin menyampaikan tuntutannya secara langsung dihadapan bupati.

Massa aksi nekat memaksa masuk ke kantor bupati untuk mengecek langsung keberadaan bupati, wakil bupati dan sekda. Namun polisi dan Pol PP telah siaga menghalau didepan pintu masuk gedung cluster 1.

Terjadi aksi saling dorong antara pendemo dengan petugas. Suasana ricuh pun kembali terjadi, karena kelompok mahasiswa tetap nekat menerobos barisan petugas.

Petugas yang tidak ingin kecolongan jika terjadi tindakan anarkis oleh kelompok pendemo. Terlihat langsung bersikap dengan mendorong keluar massa aksi keluar gedung.

Akibat insiden saling dorong. Sedikitnya 6 orang mahasiswa terluka dan pinsang. Oleh rekannya langsung dilarikan ke rumah sakit.

Kondisi ini tentu saja memancing emosi pendemo lainnya. Bahkan terlihat para pendemo nekat berulah dan merusak fasilitas tangga untuk panggung area komplek kantor bupati.

Pendemo berdalih terpaksa melakukan hal itu sebagai bentuk protes dan kecewa atas sikap pemerintah. “Ini semua bukan kepentingan kami pribadi. Ini bentuk tanggung jawab kontrol sosial kami,” kata pendemo.

Pendemo menilai Pemkab Dompu dibawah komando bupati dan wakil bupati AKJ-Syah telah gagal dalam melaksanakan program pembangunan di Bumi Nggahi Rawi Pahu. “Katanya Dompu maju. Dompu mahsur. Omong kosong. Jarapasaka gagal,” kata Agus salah seorang orator.

Bahkan secara lantang massa PMII menuntut Abdul Kader Jaelani mundur sebagai Bupati Dompu. Mereka menuding selama kepemimpinan AKJ-SYAH telah banyak persoalan yang muncul.

Kasus kriminalitas pemanahan meningkat, dugaan korupsi marajela, pembangunan jalan ditempat dan seabrek persoalan yang terjadi daerah menjadi sorotan tajam yang diungkapkan para pendemo saat berorasi. “Atas insiden yang kami alami hari ini akan kami persoalkan. Kami akan datang kembali dengan massa yang lebih banyak dan menggelar aksi jilid dua,” tegas Sulfian orator lainnya.

Selain menyoroti tajam kegagalan Pemkab Dompu dalam melaksanakan pengembangan budidaya Porang melalui program Jarapasaka. Pendemo juga mempersoalkan alokasi anggaran DBHCHT yang terindikasi terjadi tindak pidana korupsi.

Isu ini pula nantinya akan kembali diusung pendemo pada aksi selanjutnya. Dan akan pula disampaikan secara langsung dihadapan bupati.

Dengan perasaan penuh kecewa, sekitar pukul 14.00 Wita, para orator mengakhiri aksinya dan membubarkan diri secara damai. (DB02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *